Monday, April 4, 2011

Akibat Nafsu Amarah yang tidak terkawal


"Sesungguhnya nafsu amarah itu sentiasa menyuruh manusia berbuat keji(mungkar)"


Berita menyedihkan baru-baru ini dimana seorang Cikgu atau Ustaz yang tidak mampu lagi mengawal amarahnya sehingga menyiksa dan mendera kanak-kanak yang disyaki mencuri sehingga koma dan meninggal dunia di hospital.


Betapa kerdilnya manusia dan betapa hinanya manusia jika telah ditunggang oleh Syaitan mengakibatkan seorang Ustaz tidak mampu mengawal lagi amarahnya sehingga nyawa kanak-kanak yatim ini melayang.Memang sudah suratan takdir bagi setengah orang tapi beginikah kita kehendaki jika seorang guru bersikap sebegini apatah lagi mengajar di sekolah agama dimana sepatutnya menerapkan nilai-nilai keislaman dan kesabaran yang amat tinggi sekiranya menghadapi masaallah sebegini.


Lumrah kanak-kanak apatah lagi sekecil 7 tahun mungkin juga nakal tapi seharusnya kisah ini membuka mata hati pihak pengurusan sekolah supaya dimasa akan datang memilih warden atau guru asrama yang memiliki sifat dan nilai kesabaran yang tinggi,bukan yang panas baran dan tidak mempunyai rasa kasih sayang terhadapa kanak-kanak apatah lagi anak yatim.


Sewajarnya tindakan menghukum sahaja tidak akan menoktahkan kisah ini daripada berlaku lagi akan tetapi tindakan yang perlu ialah merealisasikan akan kehidupan Islam yang sebenarnya.Mendidik hati mencintai kehidupan Islam dan Sunnah Nabi sahaja akan dapat membendung kisah ini dari terjadi lagi.

Amarah adalah martabat nafsu yang paling rendah dan kotor di sisi Allah. Segala yang ditimbulkan darinya adalah tindakan kejahatan yang penuh dengan perlakuan mazmumah (kejahatan/keburukan). Pada tahap ini hati nurani tidak akan mampu untuk memancarkan sinarnya, karena hijab-hijab dosa yang melekat tebal, lapisan lampu makrifat benar-benar terkunci. Dan tidak ada usaha untuk mencari jalan mensucikannya. Karena itulah hatinya terus kotor dan diselaputi oleh pelbagai penyakit.

Firman Allah:

"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya"

"Sesungguhnya nafsu amarah itu sentiasa menyuruh manusia berbuat keji(mungkar)"

"Bahkan manusia itu hendak berbuat maksiat terus menerus)"

Dalam kehidupan sehari-hari segala hukum hakam, halal-haram, perintah dan larangan tidak pernah di ambil peduli. Malah berbuat kejahatan adalah hal yang lumrah. Tidak ada penyesalan, malah kadang-kadang bangga bila berbuat jahat. 

Contohnya dia bangga dapat merusakkan anak perawan orang, bangga dengan kehidupan miring, minum, berjudi, pergaulan bebas, malah jadi berperilaku kebarat baratan melebihi dari orang barat itu sendiri. Bagi mereka pada peringkat nafsu ini, berprinsip HIDUP HANYA SEKALI , jadi masa muda untuk mengumbar nafsu sepuas-puasnya tanpa mengenal batas-batas. Baik atau jahat adalah sama saja di sisinya, tak ada perasaan untuk menyesal. 

Malah kadang-kadang kalau sudah berbuat jahat seolah-olah terdapat perasaan lega dan puas. Itulah sebabnya kadang-kadang tidak ada yang mengawalnya dari melakukan sesuatu yang jahat. 

Sudah jadi hobi. Hatinya telah dikunci oleh Allah sebagaimana firmanNya: 

"Tidaklah engkau perhatikan orang-orang yang mengambil hawa nafsunya (amarah) menjadi Tuhan dan dia disesatkan oleh Allah karena Allah mengetahui (kejahatan hatinya) lalu Allah mengunci mati pendengarannya (telinga batin) dan hatinya dan penglihatannya (mata hatinya) diletak penutup."

Manusia pada peringakat nafsu amarah ini bergembira bila menerima nikmat tetapi berdukacita dan mengeluh bila tertimpa kesusahan.

Firman Allah: "Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah akibat kesalahan tangan mereka sendiri, lantas mereka berputus asa."

Jelasnya pada peringkat ini segala tindak tanduknya adalah menuju dan mengikut apa kehendak syaitan yang mana telah dikuasai sepenuhnya olehnya(Syaitan). Hanya wujudnya saja manusia, tapi hati telah dikuasai syaitan.

Nafsu ammarah salah satu dari tujuh nafsu dalam diri manusia. Secara harfiah amarah berarti mengajak atau menyuruh. Sedang nafsu itu sendiri berarti jiwa. Seperti apa wujudnya dalam tingkah laku sehari-hari?

NAFSU ammarah acap mengajak akal-pikiran manusia untuk berangan-angan. Biasanya dengan iming-iming yang menggiurkan: makan, minum, tidur, dan jima’ secara berlebihan.
Allah berfirman:

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahanku), karena sesungguhnya nafsu (ammarah) itu selalu menyuruh kepada kejahatan.” (QS. Yusuf, 53)

“Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raf, 179)

Nafsu ammarah disebut juga nafsu binatang. Bahkan, Imam Ghazali dalam bukunya yang terkenal Ihya’ Ulumuddin menyebutnya dengan citraan yang lebih kontras: bahimiyyah dan sabu’iyyah (binatang ternak dan binatang buas).

Sifat binatang ternak dan binatang buas itu mengeram dalam diri manusia. Mulai dari jiwa sampai jasmaninya. Wujudnya dalam bentuk perilaku makan, minum, tidur, bersenggama, dan tempat yang serba berlebihan, tidak islami. Puncaknya: hubbud dun-ya wakarahatul maut (cinta dunia dan takut mati).

Pemelihara Jasmani

Ammarah salah satu nafsu yang meliputi jiwa manusia. Nafsu itu mewarnai segala perbuatannya yang serba berlebihan (tusrifu). Jika nafsu amarah telah menguasai akal-pikiran manusia, maka tabiatnya akan condong pada kehidupan yang serba mewah. 

Meski, untuk mencapainya harus menempuh jalan yang melanggar syariat Islam. Jika nafsu amarah telah menguasai akal-pikiran manusia, maka tabiatnya akan condong pada kehidupan yang serba mewah. Meski, untuk mencapainya harus menempuh jalan yang melanggar syariat Islam.

Namun di sisi lain nafsu ammarah juga berperan sebagai pemelihara hidup jasmani. Ini suatu tanda bahwa semua yang diciptakan Allah tidaklah sia-sia.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Arkib Berita

Artikel Popular Minggu ini (Top 10)

Paling Popular